Banyak Produk Ilegal, Impor Ponsel akan Diperketat

Kompas.com - 04/07/2013, 16:24 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan perangkat telepon selular (ponsel) yang melonjak turut mendorong pertumbuhan impor produk tersebut ke dalam negeri. Di sisi lain, impor produk ilegal di pasar gelap makin memprihatinkan dan berpotensi merugikan pendapatan negara dari setoran pajak.

Atas dasar itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bakal memperketat impor produk telekomunikasi lewat revisi aturan sertifikasi perangkat telekomunikasi. Koreksi beleid tersebut juga untuk mendukung pemberlakukan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No 82/ 2012 tentang Ketentuan Impor Telepon Selular, Komputer Genggam, dan Komputer Tablet.

Gatot S. Dewabroto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemkominfo mengatakan, pengetatan impor peralatan telekomunikasi itu dilakukan lewat revisi Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (Permenkominfo) No 29/ 2008 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi.

Baca juga: TNI Diminta Tak Lindungi Prajurit yang Tembak Mati 3 Polisi di Lampung, Terlalu Barbar

Kaji ulang aturan tersebut untuk menjamin keamanan pengguna, sekaligus menekan peredaran ponsel ilegal di Tanah Air. Dalam aturan baru, impor produk ponsel harus melewati proses sertifikasi yang ketat.

Dalam aturan lama, perseorangan masih diperbolehkan melakukan impor produk telekomunikasi. Tapi, dalam aturan baru nanti, hanya perusahaan importir dan vendor atau perusahaan perangkat telekomunikasi yang bisa melakukan impor.

"Untuk pribadi atau perorangan sudah tidak bisa lagi," tandas Gatot, akhir pekan lalu.

Baca juga: Dedi Mulyadi Hapus Tunggakan Pajak Kendaraan Bermotor dengan Syarat...

Poin penting lainnya adalah ketentuan mobile equipment identity (IMEI) atau nomor unik di setiap ponsel. Setiap ponsel seharusnya hanya memiliki satu IMEI. Tapi nyatanya, lanjut Gatot, hanya di Indonesia saja IMEI bisa digandakan dengan bebas. Sehingga, satu IMEI bisa untuk ribuan produk.

Hal senada diutarakan Komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Sigit Puspito Wigati. Menurutnya, di luar negeri, nomor IMEI hanya dipakai untuk satu perangkat ponsel. "Hanya di Indonesia, satu nomor IMEI bisa digunakan mencapai 10.000 perangkat ponsel," ungkapnya.

?Ketua Umum Asosiasi Pedagang dan Importir Telepon Genggam (Aspiteg), Ali Cendrawan, mendukung langkah pemerintah memperketat sertifikasi impor ponsel. "Kebijakan pengetatan satu IMEI untuk satu perangkat ponsel bisa mencegah duplikasi yang menguntungkan pihak tertentu," ujarnya.

Ali juga menilai, larangan orang pribadi mengimpor produk telekomunikasi cukup baik untuk mendukung penertiban perdagangan ponsel di dalam negeri. "Ini bagus agar tidak mengacaukan perdagangan ponsel seperti sekarang," jelasnya. Namun, Aspiteg mengingatkan Kemkominfo untuk melibatkan pihak terkait dalam merumuskan aturan baru itu. (Arif Wicaksono/Kontan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rusia Klaim Tembak Jatuh Puluhan Drone Ukraina di Banyak Lokasi
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Continue with Google Continue with Google
atau