Xiaomi melesat dalam waktu cepat, bahkan di kuartal III 2014 disebut menempati peringkat ketiga produsen smartphone terbesar dunia, hanya kalah dari Apple dan Samsung. Tapi vendor lain tak tinggal diam sehingga masa bulan madu Xiaomi diperkirakan akan berakhir.
Menurut penelitian dari Strategy Analytics, Xiaomi turun peringkat ke posisi enam produsen smartphone terbesar pada kuartal IV 2014. Biro riset yang lain, CounterPoint mengeluarkan hasil berbeda, peringkat Xiaomi ada di posisi lima.
Namun bagaimanapun, penurunan posisi itu patut diwaspadai Xiaomi. Terlebih lagi, Xiaomi sudah tergusur di kandangnya, China. Masih menurut Strategy Analytics, kini Xiaomi tergeser ke posisi dua karena dikalahkan Apple.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Lenovo memastikan akan meniru model penjualan Xiaomi yang hanya mengandalkan internet. Mereka akan membuat brand baru bernama Shenqi yang akan sepenuhnya dijual online.
"Kami ingin membangun model penjualan murni di internet. Jika kami melakukan hal ini dengan ponsel Lenovo, akan ada banyak permasalahan dengan mitra retail serta operator. Dengan tim yang berbeda, kami bisa melakukan apapun," kata CEO Lenovo, Yang Yuanqing.
"Lenovo dan Motorola telah menaikkan permainan mereka di China dan juga seluruh dunia dan mulai menggerogoti Xiaomi. Masa keemasan Xiaomi untuk mendapatkan pertumbuhan penjualan yang mudah sudah mau berakhir," kata Neil Mawston, Executive Director Strategy Analytics.
Tahun 2014 memang masa kejayaan Xiaomi, di mana pangsa pasar mereka naik dari angka 2,6% menjadi 4,7%. Sedang pengapalan smartphone mereka melonjak jadi 61,2 juta dari sebelumnya 18,7 juta.
Tapi sepertinya susah bagi Xiaomi mencapai prestasi serupa di tahun 2015. Soalnya tidak hanya Lenovo saja, vendor besar China seperti Huawei memastikan mereka ingin menghantam Xiaomi dengan model smartphone Honor.
"Seri Honor utamanya kami jual di China karena kami ingin berkompetisi dengan perusahaan baru itu, Xiaomi. Xiaomi itu istimewa. Saya tak bisa mengatakan ponsel mereka buruk tapi sangat bagus," ucap Julian Ling, Solutions Consultans Huawei.
"Xiaomi berkembang cepat. Tiga tahun lampau kami tidak melihat mereka sebagai kompetitor kami. Saat ini, kami perlu melakukan sesuatu terkait kompetisi dengan Xiaomi, terutama di pasar China," lanjut dia.
Tentu saja Xiaomi sudah melakukan langkah antisipasi terkait kompetisi yang makin panas. Untuk mempertahankan pertumbuhan, mereka berencana berjualan di pasar baru seperti Rusia.
(fyk/ash)