Kondisi Internet Korut Memprihatinkan
Hide Ads

Kondisi Internet Korut Memprihatinkan

- detikInet
Selasa, 30 Des 2014 13:47 WIB
Jakarta -

Korea Utara belakangan banyak dibicarakan oleh netizen. Mereka dituding FBI meretas jaringan komputer studio film Sony Pictures. Kemudian kabarnya Amerika Serikat balas menyerang sehingga internet Korut lumpuh.

Tapi mau internet lumpuh atau tidak, sepertinya tak banyak pengaruhnya bagi warga Korut. Seperti dibeberkan dalam artikel media Inggris DailyMail yang dikutip detikINET, Selasa (30/12/2014), infrastruktur internet di Korut juga dikatakan sangat lemah sehingga bahkan hacker amatir pun mampu melumpuhkannya.

Kebanyakan orang biasa di Korut tak punya akses internet dan diyakini hanya ada sekitar 1.000 alamat IP di negeri Komunis itu. Akses ke dunia maya secara cukup bebas dikhususkan untuk kelompok tertentu seperti militer, universitas dan mungkin para hacker setempat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai perbandingan, Korea Selatan punya 112 juta alamat IP. Sedangkan Amerika Serikat memiliki sekitar 1,5 miliar alamat IP. Jauh sekali bedanya.

"Sebuah blok kota besar di London atau New York punya alamat IP lebih banyak dibandingkan Korea Utara," ucap Ofer Gayer, peneliti sekuriti di Incapsula, Inc.

Jumlah komputer konon hanya ada sejuta unit. Dan setiap orang yang punya komputer harus mendaftarkannya ke pemerintah. Kebanyakan komputer ada di universitas atau instansi pemerintahan.

Saking terbatasnya akses pada internet, media penyimpanan seperti flash disk yang diselundupkan dari luar negeri jadi benda yang menyenangkan. Karena flash disk itu telah diisi berbagai informasi mengenai dunia luar.

Dan setiap orang yang punya komputer lengkap dengan akses internet dikagumi. Pada tahun 2009, ada semacam rumah belajar di ibu kota Korut, Pyongyang, di mana seorang pria menjadi tempat bertanya karena punya akses Google. Jadi kalau orang bertanya sesuatu padanya, dia akan mencarinya di Google kemudian menyampaikan jawabannya.

Terbatasnya akses warga Korut bukan hanya pada internet, tapi juga media teknologi yang lain. Mereka bisa mengakses CD tapi pilihannya sangat sedikit. Saluran radio dan televisi sepenuhnya ditentukan pemerintah dan banyak menyiarkan propaganda.

Korut punya sistem operasi komputer sendiri yang dijuluki Red Star, lengkap dengan aplikasi Open Office, game dan kalkulator. Begitu ketatnya aturan sehingga wallpaper di komputer Red Star pun ditentukan pemerintah. Ada yang menampilkan gambar tentara Korut.

Sebenarnya penduduk diperbolehkan dan digratiskan mengakses internet yang dijuluki sebagai Kwangmyong, tapi aksesnya sangat dibatasi dan tidak bisa menjelajah website mancanegara. Diperkirakan hanya ada 10% penduduk Korut pernah memakainya.

Dua juta penduduk Korut menggunakan ponsel, namun hampir semuanya tak bisa akses internet dan tidak dapat melakukan panggilan ke luar negeri. Negeri yang dipimpin diktator Kim Jong Un itu memang terkenal sangat keras pada rakyatnya dan sangat tertutup pada dunia luar.

(fyk/ash)