Telkomsigma Genjot Teknologi Perbankan
Hide Ads

Telkomsigma Genjot Teknologi Perbankan

- detikInet
Kamis, 21 Agu 2014 17:17 WIB
Suasana acara (rou/inet)
Jakarta - Telkomsigma dipercaya oleh Bank Pundi Indonesia untuk mengimplementasikan penerapan standar teknologi kartu chip baru dan penggunaan enam digit nomor PIN yang diberlakukan awal 2016 mendatang sesuai kebijakan Bank Indonesia.

β€œMeski secara regulasi penerapan untuk penggunaan chip card baru berlaku di tahun 2016, tetapi kami bergerak lebih awal dengan mulai mengimplementasikan solusi untuk chip card tahun ini. Sedangkan untuk penggunaan 6 digit PIN telah diimplementasikan sebelumnya," kata Paulus Wiranata, Direktur Utama Bank Pundi, dalam keterangannya, Kamis (21/8/2014).

Bank Indonesia melalui surat edaran dengan nomor SE BI No. 13/22/DASP telah menerbitkan format standar keamanan baru untuk kartu chip (National Standard Indonesian Chip Card Specification/NSICCS) dan penggunaan 6 digit PIN (personal identification number) yang akan diberlakukan mulai awal 2016 mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan yang ditetapkan BI ini merupakan tindakan preventif dan peningkatan keamanan transaksi keuangan melalui alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) seperti kartu kredit dan kartu debit.

Sebagai dukungan atas kebijakan NSICCS ini, Telkomsigma mengaku telah siap dengan solusi yang bisa diimplementasikan oleh seluruh bank di Indonesia. Solusi yang dimaksud antara lain layanan managed service yang dibundel bersama data center atau cloud computing.

"Kita sudah ada 10 bank dari 60 bank yang menjadi pelanggan untuk kedua program itu. Bank Pundi salah satunya," ungkap CEO TelkomSigma Judi Achmadi dalam halal bihalal di Jakarta.

Menurutnya, sektor perbankan memberikan peluang bisnis yang lumayan besar bagi perusahaan seperti Telkomsigma. "Di bank itu jika bicara teknologi informasi sudah berhubungan dengan trusted, apalagi untuk cloud computing," jelasnya.

"Backbone pendapatan kami selama ini berasal dari segmen perbankan dimana ada 60 bank yang menjadi pelanggan. Selain itu ada juga dari sektor telekomunikasi," Judi menambahkan.

Ia berharap, dengan digenjotnya layanan managed service dan data center maka reccuring income dari Telkomsigma ikut terdongkrak.

"Saat ini posisi recurring income kita di 60%, kita harapkan tahun depan menjadi 75%. Caranya pangsa pasar data center dinaikkan dan pertumbuhan managed service digenjot. Sekarang kalau digabung dua produk ini sudah 50%," paparnya.

Telkomsigma selama semester pertama 2014 telah merealisasikan sekitar 50% dari target pendapatan Rp 2 triliun tahun ini. "Hingga semester pertama kita telah mencapai pendapatan Rp 1 triliun. Ini sekitar 50% dari target tahun ini yang Rp 2 triliun," ungkapnya.

Sementara komposisi pendapatan selama semester pertama sekitar 40% dari layanan data center, sistem integrasi 50%, dan 10% managed services. "Kita alokasikan belanja modal tahun ini sekitar Rp 1 triliun dimana serapannya sudah mencapai 40%," pungkas Judi.

(rou/fyk)