Dalam laporan fiskal terbaru yang berakhir 31 Maret 2014 lalu, Mario Bros dan kawan-kawan belum mampu mengangkat performa Wii U. Sehingga Nintendo mengalami kerugian hingga USD 457 juta atau setara Rp 5.1 triliun.
Ini bukan laporan yang menyenangkan bagi Presiden Nintendo Satoru Iwata. Tapi, ini adalah rapor merahnya selama tiga tahun berturut-turut bagi Nintendo. Inilah titik nadir yang harus diselesaikan oleh raksasa yang pernah berjaya di tahun 1990-an tersebut.
Nintendo terus merugi. Salah satunya karena penjualan Wii U jauh dari harapan. Di awal tahun 2014, Nintendo merevisi target penjualan konsolnya secara besar-besaran, dari 9 juta unit menjadi 2,8 juta unit saja. Itupun ternyata masih di bawah ekspektasi, karena Nintendo hanya mampu menjual 2,72 juta unit Wii U selama 12 bulan terakhir.
Berbeda dengan 'saudara' setanah airnya, Sony Playstation 4. Konsol game ini sudah menjual lebih dari 7 juta unit, hanya dalam kurun waktu enam bulan sejak masuk ke pasaran. Demikian yang dikutip detikINET dari Gamespot, Jumat (9/5/2014).
"Konsol Wii U masih memiliki dampak negatif pada keuntungan Nintendo terutama mengingat penurunan harga di Amerika Serikat dan Eropa, " kata Nintendo dalam laporan keuangannya. “Pejualan game dan perangkat lunak memang memiki margin yang tinggi, namun itu belum mampu mengangkat keuangan."
Nintendo mengatakan, judul-judul game yang masuk kategori best seller adalah Super Mario 3D World, New Super Mario Bros U, dan New Super Luigi U. Namun jumlahnya hanya 18.860.000 kopi secara keseluruhan.
Kabar baiknya, adalah penjualan konsol game lawas justru memberikan kontribusi yang lumayan selama tahun fiskal kemarin. Penjualan Nintendo 3DS (3DS, 3 DS XL dan 2DS) mencapai 12,24 juta unit. Sampai saat ini Nintendo sukses menjual konsol game portable 3DS hingga 43 juta unit.
Meskipun pertumbuhan yang lambat untuk Wii U, Nintendo tetap optimistis tentang masa depannya. Perusahaan memperkirakan akan ada 3,6 juta unit Wii U yang laku hingga 31 Maret 2015.
(tyo/rou)